Senin, 14 Desember 2009

POLITIK


percakapan tentang politik ini terjadi antara Mr. Apal (wakil kaum inteligensia), Si Toke (Wakil Pedagang Kelas Menengah), Si Pacul (wakil kaum tani), Denmas (wakil kaum ningrat), dan Si Godam (wakil buruh besi)

Artinya "MERDEKA"
ARTI SEDERHANA

Si Pacul : selamat pagi,apa kabar?

Si Toke : terlampau panjang ini saudara! sekarang masa perang dan masa berontak, ucapkan yg pendek dan tepat saja: "Merdeka" begitu. Pendek,tepat,dimengerti, dan membangunkan perasaan bertarung. Ucapan yang panjang tadi asalnya dari terjemahan Belanda. Kalau nanti berbau-bau Nica, tentu engkau dicari buat dibawa ke Batalyon X

Si Pacul : Memang saya tak tahu yg demikian itu. Tetapi sudah jadi kebiasaan saja. Disekolah rendah dipelajari dan memang selalu di ucapkan begitu. Tetapi sekarang satu dua kali juga saya ucapkan "MERDEKA" kalau berjumpa pengawalan di jalan2. Tetapi terus terang saja, saya sendiri juga belum tahu betul artinya "MERDEKA" itu.

Si Toke : Cul,saya pun tak paham betul akan arti perkataan itu. Tetapi contoh ini bisa memberi penerangan. Engkau lihat itu burung gelatik. Dia bisa terbang kesana kemari, dari pohon ke pohon mencari makan. Alangkah senang hatinya. Dimana ada makanan di sana dia berhenti makan sambil menyanyi. Kalau hari senja di pulang ke sarangnya. Itu namanya merdeka. Tak ada kesusahan. Selalu riang gembira.

Si Pacul : Betul senang kelihatan dari luar. Tetapi kelihatan dari luar saja. Belum tentu hatinya sang gelatik sendiri selalu senang. Belum tentu pula burung gelatik itu selalu menyenangkan orang lain. Kemerdekaan semacam itu tak begitu memuaskan.

Si Toke : Bagaimana tak memuaskan, Cul? Bukankah merdeka seperti burung di udara itu selalu dipuji,selalu diambil sebagai contoh??

Si Pacul : Tadi saya bilang belum tentu hatinya sang gelatik itu selalu senang. Bung Toke memang orang kota, memang punya perusahaan buat hidup sendiri. Tak perlu banyak takut sama ini atau itu. Tetapi bung toke jgn lupa,bahwa sang gelatik salalu diintai musuh besarnya. Burung elang ialah musuhnya yg lbh besar. Sang manusia pun bisa sewaktu-waktu menangkapnya atau menembaknya.

Si Toke : Sang gelatik toh bisa lari terbang??

Si Pacul : Ya, memang dia bisa lari terbang. Cuma kecakapan yang diperolehnya dari alam itu saja yg bisa melindungi jiwanya. Tetapi mana ada adat atas undang2 masyarakat yg melindunginya?. Bahkan, mana masyarakatnya sang gelatik?

Si Toke : Benar juga Cul. Engkau memang dari desa,yang masih hidup di alam. Memang di alam itu undang2 yang berlaku ialah: Besar hendak melanda. Tetapi dlm masyarakatpun begitu juga,bukan?

Si Pacul : Memang masyarakat kita juga belum sempurna. Tetapi jauh lbh sempurna dr masyarakat burung atau hewan yg lain. Barangkali kita manusia pun tak akan sampai kpd masyarakat yg sempurna. Tetapi kita senantiasa, selangkah demi selangkah bisa menghampiri kesempurnaan....

Si Toke : Aku tak sangka kau seorang ahli filsafat,Cul. Rupanya engkau berlaku pura2 bodoh saja. Tetapi tunggu dulu ! Baik kita kembali ke pokok perkara. Engkau sudah terangkan bahwa sang gelatik belum tentu selalu berhati senang,karena selalu mengintai. Tak ada undang2 atau adat masyarakat burung. Tetapi engkau belum terangkan,bagaimanakah sang gelatik yg hina papa itu busa tidak menyenangkan orang lain, bisa mengganggu orang lain???

Si Pacul : Memang rupa sang gelatik itu hina papa.Tetapi kalau satu rombongan saja gelatik ke sawah kami, maka mereka itu merdeka pula memusnahkan hasil pekerjaan kami. Dari masa meluku sampai masa menanam padi, dari waktu padi masih hijau kecil sampai kuning matang, kami mengeluarkan jerih payah dan peluh keringat. Sekarang sudah jerih payah kami memperlihatkan hasilnya datanglah rombongan gelatik yg tidak mengeluarkan keringat setetespun dan susah gelisah sedikitpun atas hasil kerjaan kami tadi. Tetapi dgn tidak meminta izin kbh dahulu, dan dgn tak malu2 mereka bersuka ria,bersenda gurau di atas tangkai padi, memilih buah yg matang dan bernas. Bukankah kemerdekaan semacam itu kemerdekaan org tak berusaha yg merampas hsl pekerjaan org lain yg mengeluarkan tenaga??,Merdeka semacam itu berarti merdeka merampas. Inilah sebenarnya akibatnya kemerdekaan liar itu. Apa gunanya "merdeka" semacam itu buat masyarakat manusia?

Si Toke: Wah,Cul. Ini gara2 "selamat pagi" apa kabar tadi. Tetapi memperbincangkan arti "Merdeka" itu bukan lagi perdamaian yg aku peroleh dlm hatiku. Memang semua perkara yg engkau kemukakan tadi yg berhubungan dgn "kemerdekaan" itu benar belaka. Sekarang saya sendiri dlm kekacauan pikiran. Aku sendiri mau tahu pula "apa merdeka yg sebenarnya".

Si Pacul : Marilah kita bertanya kpd mereka yg lbh ahli.


Di Kutip dari Buku TAN MALAKA (MERDEKA 100%)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar